Telusur

Sunday 2 April 2017

Bentuk Kegiatan Instruksional dan Bahan Instruksional




Bentuk Kegiatan Instruksional dan Bahan Instruksional



1.    Sistem Instruksional Mandiri
Sistem Instruksional Mandiri (SPM) atau independent instruction.  Peran pengajar pada SPM adalah sebagai fasilitator, sedangkan peserta didik belajar mandiri dengan menggunakan bahan instruksioanal yang yang didesain khusus oleh lembaga penyelenggara pendidikan. Dalam sistem instruksional mandiri, peserta didik belajar tanpa kehadiran pengajar namun melakukan proses belajar mengajar dengan mengikuti atau memanfaatkan jasa pengajar atau lembaga penyelenggara pendidikan. Jenis bahan instruksional tersebut dapat berupa salah satu atau kombinasi program media, yaitu bahan cetak, film, program radio, slide, program video, televisi, CD, bahan belajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Kegiatan instruksional seperti ini tampak pada sistem pendidikan jarak jauh seperti SMP Terbuka, Universitas Terbuka, dan program jarak jauh lain pada berbagai organisasi dan perusahaan.
Untuk bentuk kegiatan instruksional mandiri, pendesain instruksional mengembangkan bahan instruksional yang biasa disebu dengan modul instruksional atau modul saja. Suatu model instruksional adalah satu set bahan instruksional dalam kemasan kecil dilihat dari lingkup isi, namun mengandung semua unsur dalam sistem instruksional, sehingga dapat dipelajari secara terpisah dari modul yang lain. Dalam satu modul terdapat tiga komponen . Pertama bahan belajar (learning materials) yang akan digunakan peserta didik; kedua, panduan belajar (study guide); dan yang ketiga adalah petunjuk pengajar atau tutor (teacher or tutor manual). Dalam sistem pendidikan jarak jauh, komponen pertama dan kedua dapat diintegrasikan menjadi satu, sedangkan petunjuk tutor terpisah dan diperuntukan khusus tutor, baik tutor tatap muka maupun tutor online.
Modul instruksional yang digunakan dalam Pendekatan SPM mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
     a.    Self-instruksional
yang berarti bahan itu dapat dipelajari secara sendiri oleh peserta didik karena memang disusun untuk maksud tersebut
     b.    Self-explanotory power
Yang berarti bahan instruksional itu mampu menjelaskan sendiri karena menggunakan bahasa sendiri menggunakan bahasa sederhana dan isinya runtut, tersusun secara sistematik.
     c.    Self-paced learning
Yang berarrti peserta didik dapat mempelajari bhan instruksional dengan kecepatan yang sesuai dengan dirinya tanpa perlu menunggu peserta didik lainnya yang lebih lambat atau merasa ketinggalan dari yang lebih cepat.
     d.    Self-contained
Yang berarti bahan instrukional itu lengkap dengan sendirinya sehingga peserta didik tidak perlu tergantung pada bahan lain kecuali bila ingin lebih memperkaya dalam memperdalam pengetahuannya.
     e.    Individualized learning maerials
Yang berati bahan instruksional itu didesain sesuai dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik yang sedang mempelajarinya.
     f.     Flexible and mobile learning materials
Yang berarti bahan instruksional yang dapat dipelajari oleh peserta didik kapan saja, di mana saja, dalam keadaan diam, atau bergerak.
     g.    Communicative and interactive learning materials
Yang berarti bahan instruksional  itu didesain sesuai dengan prinsip komunikasi yang efektif dan melibatkan proses interaksi dengan peserta didik yang sedang mempelajarinya.
     h.    Menggunakan multimedia, computer-based maerials
Yang berarti bahan instruksional itu didesain berbasiskan multimedia termasuk pendaya gunaan komputer secara optimal bila peserta didik mempunyai akses terhadapnya.
     i.      Supported by tutorials, and study groups
Yang berarti bahan instruksional itu masih membutuhkan dukungan tutorial dan kelompok belajar.
Selain digunakan sistem belajar jarak jauh, bahan instruksional mandiri dapat pula digunakan dalam kelas biasa. Dalam hal ini pengajar beralih menjadi fasilitator untuk mengontrol kemajuan belajar dan membantu peserta didik dalam memecahkan masalah instruksional yang dihadapi. Peran seperti ini harus dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu dan bersifat individual. Dengan peran fasilitator, penggunaan bahan instruksional mandiri di dalam kelas biasa akan menjadi lebih aktif.
Pengunaan bahan instruksional mandiri mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :
  • Biaya instruksional efisien karena dapat diikuti oleh sejumlah besar peserta didik;
  • Peserta didik dapat maju menurut kecepatan masing-masing;
  • Bahan instruksional dapat di-riview dan direvisi setiap saat dan bertahap, bagian demi bagian untuk meningkatkan efektivitas;
  • Peserta mendapatkan umpan balik secara teratur dalam proses belajarnya, karena proses umpan balik itu dapat diintegrasikan ke dalam bahan instruksional;
  • Bila bahan instruksional mandiri dikembangkan oleh pengajar internal, maka proses pengembangannya sekaligus menjadi bagian penting dalam peningkatan kualitas pengajar.
 Tetapi, bentuk bahan instruksional mandiri ini mempunyai kekurangan sebagai berikut;
  • Biaya pengembangannya tinggi;
  • Waktu pengembanganya lama;
  • Membutuhkan tim pendesain instruksional yang berketerampilan tinggi dan mampu bekerjasama secara intensif selama masa pengembangan;
  • Peserta didik dituntut disiplin belajar yang tinggi;
  • Fasilitator dituntut dituntut tekun dan sabar untuk terus menerus memantau proses belajar, memberi motivasi dan melayani konsultasi setiap waktu membutuhkan;
 Bentuk instruksional mandiri ini tepat digunakan, antara lain bila;
  • Didesak kebutuhan menampung sejumlah pesera didik dalam satu periode tertentu yang tidak mungkin diatasi dengan bentuk pengajaran tatap muka atau konvensional;
  • Kekurangan sejumlah besar tenaga pengajar yang berkualitas tinggi untuk berfungsi sebagai pengajar tatap muka;
  • Tersedia sejumlah tenaga pendesain instruksional yang mampu mengelola pengembangan bahan instruksional dalam skala besar dan banyak.
  • Kemampuan dan karakteristik peserta didik sangat heterogen sehingga tidak mungkin diberikan pelajaran secara klasikal.
2.    Sistem Instruksional Tatap Muka
 Dalam Sistem Instruksional Tatap Muka (SPTM), pengajar bertindak sebagai sumber belajar utama dan penyaji bahan instruksional yang dikompilasi, sedangkan peserta didik belajar dari pengajar dan bahan kompilasi tersebut. Kegiatan dipimpin oleh pengajar dengan menggunakan satu set bahan instruksional yang dikompilsi atas dasar kesesuaiannya dengan strategi intruksional. Pada saat ini kegiatan instruksional berlangsung, pengajar menambah bahan instruksional lain, misalnya power point dan bahan-bahan yang diakses dari internet atau menguranginya sesuai kebutuhan. Bahan instruksional tersebut terdiri dari empat bagian;
  •  Bahan instruksional yang berbentuk kompilasi dari sumber belajar yang kebetulan tersedia dilapangan, namun relevan dengan strategi instruksional yang telah disusun;
  • Bahan penilaian hasil belajar yang sesuai dengan tujuan intruksional;
  • Pedoman pengajar tentang cara menggunakan bahan kompilasi selama proses instruksional dan melengkapinya dengan bahan presentasi baik yang berbentuk power point maupun bahan suplemen tau pengayaan.
  • Panduan peserta didik tentang tata cara mempelajari bahan dan cara mengikuti kegiatan instruksional dibawah pimpinan pengajar;
 Dengan demikian, bahan kompilasi mengandung himpunan bahan yang sesuai dengan setiap komponen strategi instruksional. Termasuk di dalamnya tugas kelompok dan hasil diskusi kelompok yang dipresentasikan di dalam kelas dapat menjadi tambahan terhadap bahan kompilasi. Bahan hasil tugas dan hasil diskusi kelompok itu sekaligus menjadi bahan pengayaan bagi pserta didik.

Keuntungan penggunaan bahan instruksional kompilasi adalah :
  • Pengembangannya cepat, mudah dan murah;
  • Bahan kompilasi fleksibel dan mudah direvisi untuk ditingkatkan kualitasnya, disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetauan dan teknologi;
 Sedangkan kekurangan bahan instruksional kompilasi antara lain :

  • Bahan belajar yang kebetulan di lapangan belum tentu sesuai benar dengan tujuan instruksional;
  • Karena bahan tersebut diambil dari berbagai sumber, maka konsistensi antara bagian yang satu dengan yang lain alam pencapaian tujuan instruksional tidak setinggi modul instruksional; 
  •  Karena bahan kompilasi tidak didesain khusus untuk pembelajaran, penggunaannya belum tentu mudah dan sesuai bagi peserta didiknya;

 3.    Sistem Pembelajaran Kombinasi 
 Pembelajaran kombinasi merupakan gabungan sistem pembelajaran mandiri dan tatap muka. Dalam kegiatan belajar mengajar dimungkinkan sebagian materi dengan pembelajaran mandiri kemudian dengan pembelajaran tatap muka. Pendekatan instruksional yang berbeda akan berbeda pula bentuk bahan instruksionalnya. Jika menggunakan pendekatan pembelajaran mandiri bentuk bahan instruksionalnya menggunakan modul pembelajaran seperti yang digunakan dalam pendidikan jarak jauh. Begitu juga pendekatan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran kombinasi menggunakan bahan instruksional kompilasi.